Kamis, 06 Januari 2011

Email

Seorang lelaki melamar pekerjaan sbg "office boy"di Istana Negara.

Staf Istana mewawancarai dia dan membersihkan lantai sebagai tesnya. 

"Kau diterima," katanya,
"Berikan alamat e-mailmu dan saya akan mengirim form utk diisi & pemberitahuan kapan kamu mulai kerja."

Lelaki itu menjawab,"Tapi saya tdk punya komputer, apalagi e-mail." 

"Maaf," kata staf Istana,
"Kalau kamu tidak punya e-mail, berarti kamu tidak hidup dan tdk bisa diterima bekerja."

Lelaki itu pergi dgn harapan kosong. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya dengan Rp.100.000 di dalam kantongnya.

Kmdn ia memutuskan untuk pergi ke Pasar & membeli 10kg tomat. Ia menjual tomat itu dr rumah ke rumah. Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya. Dia melakukan kerjanya tiga kali, dan pulang dgn membawa Rp.300.000. Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara ini. 

Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari. Dia pun membeli gerobak, lalu truk, & akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengiriman sendiri.

5 tahun kmdn, lelaki itu sdh menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar. Ia mulai merencanakan masa dpn keluarga, & memutuskan utk memiliki asuransi jiwa.

Ia menghubungi broker asuransi, Sang brokerpun menanyakan alamat e-mailnya. Lelaki itu menjawab, "Saya tidak punya e-mail."

Sang broker bertanya dengan penasaran, "Anda tidak punya e-mail, tapi sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah Anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau punya e-mail?!"

Lelaki itu menjawab, "Ya, saya menjadi office boy di Istana Negara!!
--------------------------
Pesan Moral:
1. Internet bukanlah solusi hidup Anda, kalau Anda tidak punya akses internet, lalu bekerja keras, Anda bisa jadi milyuner.

2. Kalau Anda menerima pesan ini melalui e-mail, Anda lebih dekat utk menjadi "office boy/girl" daripada seorang milyuner...

NB : Jangan krm balik pesan ini pada saya, saya hendak menutup e-mail saya & menjual tomat!=D


Salam Sehat

Tidak ada komentar: