Kamis, 15 Mei 2008

Hadiah tak terduga

Di RSSM ada 5 kepaniteraan yang berjalan, 4 mayor (Bedah, Interna, Anak, Kebidanan) dan 1 minor (mata).Untuk Mayor wajib Jaga Malam (JaMal) sedangkan minor biasanya tidak kecuali bebrapa seperti syaraf. Menurut teman2 ko-as, di RSSM yang paling cape kerjanya kalau jaga malam itu co-as obgyn (dan saat ini GW co-as Obgyn) karena banyak sekali operasi cesar(SC) termasuk malam malam, lalu co-as anak karena setiap ada SC juga ikutan turun ke ruang operasi(OK) untuk menolong resusitasi bayi yang lahir. kemudian co-as bedah karena jaga IGD dan mungkin ada operasi malam2 walaupun sangat jarang sekali karena sebagian besar pembedahan di RSSM adalah elektif (terencana) untuk yang emergency(Cito) sangat jarang. lalu co-as interna yang paling santai karena jarang ada pasien baru (PB) malam2.

Karena itu setiap kali mendapat giliran jaga malam, biasanya malees banget buat menjalaninya. apalagi waktu kemarin waktu aku jaga, sudah pagi harinya banyak SC (ada 7 lho hari itu, dr.Reza 4 pasien, dr. Yun, dr.Rudi, Dr.Fir masing2 satu) itu berarti saat malam nanti banyak dong pasien yang harus dibalans (mengukur input dan output cairan) yang berarti ada 7 lebih pasien yang harus dikunjungi satu persatu, ditensi dulu, dicatat jumlah cairan infusnya, ditanya sudah makan/minum kira kira berapa banyak lalu mengecek kateter berapa banyak urin yang sudah ditampung dalam urine bag lalu membuang urin masing2 pasien tsb.
semua itu dilakukan setiap 6 jam, dan bisa lebih sering tiap 3 jam untuk pasien dengan kondisi khusus. oleh karena itu kami sesama co-as sering saling ledek-ledekan kalau nanti keluar dari RSSM kita bakal jadi Sp.BU.... Spesialis Bedah umum?bukaaan lah yang bener Spesialis Buang Urin...........Belum lagi ditambah kemungkinan SC Cito jika ada PB rujukan bidan ke RSSM, biasanya yang dirujuk kalau malam2 itu sangat jarang datang yang baik2 saja, bisanya dari tiba di ruang IGD dalam waktu 1 jam bayinya sudah harus lahir. Plus waktu tidur malam yang berharga itu sering diganggu panggilan bell pasien entah infusnya habis atau ada keluhan lainnya yah co-as harus sedia siap menangani semua itu karena kalau besok ada yang komplain maka siap siap kena damprat para DSOG.......

Di tengah berbagai hal di atas, malam kemarin saat jaga aku sedang sendiri di ruangan bidan (RB) Kedua temanku yang satu ke jaga poliklinik yang satunya sedang mandi. Tiba tiba ada seorang bapak masuk ke dalam RB membawa sebuah bungkusan kresek hitam dan menyerahkannya kepadaku, sambil mengucapkan terimakasih. kaget juga aku, tumben baru kali ini ada pasien yang ngasih sesuatu, seumur umur aku jaga co-as belum pernah tuh. Aku berusaha menolak pemberian bapak itu dengan berbagai alasan namun bapak itu tetap keukeuh, katanya ia ingin berterima kasih kepadaku yang sudah merawat istrinya yang tadi pagi SC, dengan pandangan tulus ia menatapku membuat aku jadi semakin tidak enak hati untuk menolaknya jadi yah kuterima saja pemberiannya itu lalu bapak itupun nampak senang sekali aku mau menerima pemberiannya itu lalu bapak itu pun melangkah pergi. kubuka kantong kresek hitam itu dan ternyata isinya bakpao yang masih hangat mengepul ada 6 buah.

ya ampun kuingat2 lagi rasanya tampang bapak itu aku kenal, ia suami nyonya I yang dirawat di ruang 212.4 yang diSC tadi pagi karena posisi janinnnya kurang bagus sehingga susah turun waktu persalinan. Waktu itu Aku menjadi asisten 2 yang tugasnya membuat laporan operasi dan merawat pasien di ruang pemulihan setelah selesai SC kemudian memanggilkan keluarganya saat selesai SC untuk bertemu dengan pasien lalu memberi ucapan selamat atas kelahiran anaknya. saat kembali ke ruangan Ny.I sempat muntah2 lalu aku tensi dan periksa namun tidak ada kelainan lalu kupesankan aja kalau ada perburukan secepatnya mengebel. Rupanya waktu bayinya dibawa ke ruang bayi, suami ny.I belum sempat bertemu karena sedang sibuk dengan administrasi rumah sakit. Jadi sore hari setelah bayinya selesai kumandikan kupanggilkan bapak itu untuk malihat bayinya walau hanya lewat ruang kaca (protap di RSSM kalau SC harus observasi 24 jam dan diperiksa dr.Anak besoknya baru boleh diberikan kepasa keluarga). tapi bapak itu sudah senang sekali melihat anaknya. Kupikir-pikir mungkin karena itu bapak ini berterimakasih.

Aduh padahal menurutku aku nggak pantas lho menerima ucapan itu, mestinya dokter spesialis yang melakukan SClah yang pantas, yang kulakuan hanya hal hal kecil, sampingan saja. namun kupikir-pikir lagi memang para dokter spesialis itu banyak menolong orang tapi karena saking sibuknya setelah menangani satu pasien yah sudah, sisanya dalam perawatannya pasien lebih sering berinterakasi dengan paramedis (dalam hal ini co-ass) dan ketika visit keesokan harinya paling sebentar ga sampai 5 menit ketemu dengan pasien.

Malam itu, hatiku yang sedang capai tersentuh oleh pemberian bakpao itu.bukan karena lagi lapar, namun karena niat dan ketulusan bapak itu untuk berterimakasih kepada hal-hal kecil yang sebenarnya bau kita biasa biasa aja(sudah memang tugas kan!!), namun hal itu bermakna besar bagi orang lain. Jadi Rasanya malam itu ketika jaga aku punya tenaga baru lagi nih (habis dicharge yah) jadi ga bete lagi kalau mau balans. Lalu akhirnya kusumpal juga mulutku dengan bakpao itu sambil kubagikan ke teman2 dan bidan jaga. Larut malam sebelum beristirahat (maksudnya tidur niy) dalam hati aku berdoa dalam hati, kiranya nanti aku bisa jadi dokter yang baik, yang tidak hanya mampu dalam hal hal besar, namun juga meperhatikan hal-hal kecil.

Senin, 05 Mei 2008

Aborsi

today @ Poli dr.Reza ada ibu yang mau mengugurkan kandungannya. ini adalah anak keempat ibu tsb. alasan mau digugurin adalah karena ia tidak mau lagi punya anak autis. anak keduanya menderita autis dan dia merasa sudah kewalahan mengasuh anaknya, usia kandungannya sudah 6 minggu. dr. Reza menolak untuk melakukan aborsi. Ibu itu ditemani seorang bidan. Sang ibu bersikeras untuk menggugurkan janinnya, but dr.reza tetep keuhkeuh. Bidan itu akhirnya bilang "sudah deh dok dikasih obat saja gitu" jawab dr. Reza "ya saya kasih obat ya, tapi vitamin, folavit biar janin ibu bertumbuh baik, lalu ibu jangan berteman dengan orang yang menyesatkan seperti ini " jawab dr. Reza sambil melirik ke bidan tsb.

miris banget yah kalau ada ibu yang menolak anak yang diberikan Tuhan kepadanya. Saat orang lain lagi susah susah mau dapat anak, yang dapat malah mau dibuang. mesti nantinya mau autis atau mau jadi apa yah itu urusan nanti. kalau nanti ternyata anaknya ga autis tapi sudah terlanjur digugurin gimana?

Minggu, 04 Mei 2008

Anamnesa yang bikin bingung

Malam sabtu kemarin, kembali lagi jaga malam di RSSM, aku jaga bertiga dengan Ritfa dan Nina. Nina bertugas di poliklinik lantai 4, ada praktik dokter Adi dan Reza malam itu. Aku dan Ritfa nongkrong di RUang bersalin lantai 2, membalans pasien (ngechek input dan output cairan ibu2 yang selesai caesar), mengganti botol infus yang sudah habis dan menjawab bel panggilan pasien di bangsal sampai kahirnya dimulai serangan PB (pasien baru) yang datang atas rujukan bidan dengan indikasi untuk di SC (seksio cesarea). Mula2 datang pasien dokter Rudy lalu disusul pasien dokter Reza. Aku dan Ritfa pun turun ke IGD untuk membuat memeriksa pasien lalu membuat status (menulis hasil pemeriksaan di Rekam medis pasien) PB lalu mendorong brankar mereka masuk ruang operasi (OK). Saat kami sedang di ruang OK datang lagi satu pasien dokter Rudy di IGD. Untung poliklinik sudah selesai dan Nina segera turun ke IGD mengerjakan status PB itu. Saat brankar pasien didorong masuk 2 SC sudah selesai lalu waktu aku bertemu Nina, dia tampak bingung karena status pasien belum selesai dibuat sementara operasi sudah mau mulai jadi Nina tidak jadi ikut asistensi SC karena balum buat status. Akhirnya aku yang maju menjadi asistensi SC pasiennya nina itu.

Selesai SC nina pun menceritakan kalau dia terlambat membuat Status karena binggung mau bagaimana menuliskan anamnesa(wawancara) pasiennya. berikut cuplikan anamnesa nina dengan pasiennya, Nyonya L.
Nina (N) : apa keluhan ibu?
Ny. L : saya mules dari kemarin tapi tidak ada pembukaan kata bu bidan dok.
N : ini kehamilan keberapa ibu?
Ny. L : kehamilan ke dua.
N : pernah keguguran bu?
Ny. L : keguguran sih gak pernah, tapi kalau digugurin ya pernah (jawab si ibu dengan polos)
N : (sedikit shock) yang digugurin anak ke berapa bu?
Ny. L : yang ketiga
N : (sedikit bingung) bu tadi katanya hamil yang kedua tapi koq yang digugurin anak ke tiga?
Ny. L : ya sekarang kan hamil kedua dari suami kedua saya, yang digugurin itu anak dari suami pertama saya.
N : Ow (sedikit maklum) kenapa digugurin bu?
NY. L: Habis waktu itu saya baru pisah dengan suami pertama saya, saya takut disangka selingkuh sama suami kedua saya jadi saya gugurin.
N : lalu anak yang pertama ibu lahirin cowok apa cewek bu?
Ny. L : cowok.
N : beratnya waktu lahir berapa bu?
Ny. L : wah lahirnya di kampung waktu itu, kaga ada timbangan dok.
N : kalau begitu usianya anaka ibu yang pertama sekarang berapa tahun?
Ny. L : Mana saya tahu dok!
N : Lho itu anak ibu kan, masa kaga tahu? (mulai bingung)
Ny. L : Yang lahirin emang saya cuman sekarang kan dia ikut bapaknya jadi saya nggak tahu lagi.
N : ???????????