
Karena itu setiap kali mendapat giliran jaga malam, biasanya malees banget buat menjalaninya. apalagi waktu kemarin waktu aku jaga, sudah pagi harinya banyak SC (ada 7 lho hari itu, dr.Reza 4 pasien, dr. Yun, dr.Rudi, Dr.Fir masing2 satu) itu berarti saat malam nanti banyak dong pasien yang harus dibalans (mengukur input dan output cairan) yang berarti ada 7 lebih pasien yang harus dikunjungi satu persatu, ditensi dulu, dicatat jumlah cairan infusnya, ditanya sudah makan/minum kira kira berapa banyak lalu mengecek kateter berapa banyak urin yang sudah ditampung dalam urine bag lalu membuang urin masing2 pasien tsb.
semua itu dilakukan setiap 6 jam, dan bisa lebih sering tiap 3 jam untuk pasien dengan kondisi khusus. oleh karena itu kami sesama co-as sering saling ledek-ledekan kalau nanti keluar dari RSSM kita bakal jadi Sp.BU.... Spesialis Bedah umum?



Di tengah berbagai hal di atas, malam kemarin saat jaga aku sedang sendiri di ruangan bidan (RB) Kedua temanku yang satu ke jaga poliklinik yang satunya sedang mandi. Tiba tiba ada seorang bapak masuk ke dalam RB membawa sebuah bungkusan kresek hitam dan menyerahkannya kepadaku, sambil mengucapkan terimakasih. kaget juga aku, tumben baru kali ini ada pasien yang ngasih sesuatu, seumur umur aku jaga co-as belum pernah tuh. Aku berusaha menolak pemberian bapak itu dengan berbagai alasan namun bapak itu tetap keukeuh, katanya ia ingin berterima kasih kepadaku yang sudah merawat istrinya yang tadi pagi SC, dengan pandangan tulus ia menatapku membuat aku jadi semakin tidak enak hati untuk menolaknya jadi yah kuterima saja pemberiannya itu lalu bapak itupun nampak senang sekali aku mau menerima pemberiannya itu lalu bapak itu pun melangkah pergi. kubuka kantong kresek hitam itu dan ternyata isinya bakpao yang masih hangat mengepul ada 6 buah.
ya ampun kuingat2 lagi rasanya tampang bapak itu aku kenal, ia suami nyonya I yang dirawat di ruang 212.4 yang diSC tadi pagi karena posisi janinnnya kurang bagus sehingga susah turun waktu persalinan. Waktu itu Aku menjadi asisten 2 yang tugasnya membuat laporan operasi dan merawat pasien di ruang pemulihan setelah selesai SC kemudian memanggilkan keluarganya saat selesai SC untuk bertemu dengan pasien lalu memberi ucapan selamat atas kelahiran anaknya. saat kembali ke ruangan Ny.I sempat muntah2 lalu aku tensi dan periksa namun tidak ada kelainan lalu kupesankan aja kalau ada perburukan secepatnya mengebel. Rupanya waktu bayinya dibawa ke ruang bayi, suami ny.I belum sempat bertemu karena sedang sibuk dengan administrasi rumah sakit. Jadi sore hari setelah bayinya selesai kumandikan kupanggilkan bapak itu untuk malihat bayinya walau hanya lewat ruang kaca (protap di RSSM kalau SC harus observasi 24 jam dan diperiksa dr.Anak besoknya baru boleh diberikan kepasa keluarga). tapi bapak itu sudah senang sekali melihat anaknya. Kupikir-pikir mungkin karena itu bapak ini berterimakasih.
Aduh padahal menurutku aku nggak pantas lho menerima ucapan itu, mestinya dokter spesialis yang melakukan SClah yang pantas, yang kulakuan hanya hal hal kecil, sampingan saja. namun kupikir-pikir lagi memang para dokter spesialis itu banyak menolong orang tapi karena saking sibuknya setelah menangani satu pasien yah sudah, sisanya dalam perawatannya pasien lebih sering berinterakasi dengan paramedis (dalam hal ini co-ass) dan ketika visit keesokan harinya paling sebentar ga sampai 5 menit ketemu dengan pasien.
Malam itu, hatiku yang sedang capai tersentuh oleh pemberian bakpao itu.bukan karena lagi lapar, namun karena niat dan ketulusan bapak itu untuk berterimakasih kepada hal-hal kecil yang sebenarnya bau kita biasa biasa aja(sudah memang tugas kan!!), namun hal itu bermakna besar bagi orang lain. Jadi Rasanya malam itu ketika jaga aku punya tenaga baru lagi nih (habis dicharge yah) jadi ga bete lagi kalau mau balans. Lalu akhirnya kusumpal juga mulutku dengan bakpao itu sambil kubagikan ke teman2 dan bidan jaga. Larut malam sebelum beristirahat (maksudnya tidur niy) dalam hati aku berdoa dalam hati, kiranya nanti aku bisa jadi dokter yang baik, yang tidak hanya mampu dalam hal hal besar, namun juga meperhatikan hal-hal kecil.